Saturday, November 9, 2013

Aku dan Malam Minggu Kelabu

Aku menulis ini saat malam minggu. Iya di temani lagu Post-Hardcore dari Sleeping With Sirens, menambah kesedihanku di malam minggu. Bercerita Analogi hidup yang di alami James Dean dan Audrey Herpburn yang terasa pedas di tengah keriupan sebuah suasana kelam di malam minggu. Terasa berat ketika di jadi Kelinci percobaan oleh mantan-mantan kita yang kita kenal baik dan akhirnya menjadikan sansak tinju. Jika kita melihat sebuah gambaran yang tidak bisa di mengerti oleh hati yang sedih, terasa jelas perbedaan umur, status dan ekonomi hidup. Kelam memang. Gelap! Tidak ada semangat mengarungi kehidupan saat malam minggu. Ketika malam minggu (Baca: Fuckin Suckturday Night-mare!) tersirat jelas ada rasa yg mengusik hati dengan cara yg tak lazim. Ketika dulu aku dan mantanku menghabiskan a Suckturday Night-mare, mendengar sebuah alunan lagu yang kami sukai di sebuah stasiun radio. Ketika itu di dalam mobil terasa jelas dan hangat rasa kasih sayang yg kita berdua rasakan (dulu). Sekarang lagu itu menjadi terasa asing, tidak bisa di bisa di rasakan oleh kenangan masalalu yang pahit. Lalu the worst partnya adalah "mimpi yang kita canangkan dulu, berbuah pahit di masa sekarang". Melihat hal itu terasa sekali memang, seperti ada rasa hujan di dalam hati ini yang seakan tidak pernah semi. Lucu memang mengungkapkannya. Di tambah lagi ada sebuah ungkapan lagu "Cause there's no sunlight if I lose you baby". Tapi itu berubah ketika aku merasa ada sebuah rasa "kebencencian" yg timbul tiba2 terhadap mantan yg dulu pernah ku katakan dan ku sayang dengan penuh rasa sayang. "Berbicara dengan bulan" kalo kata Bruno Mars sebuah analogi yang pas untuk menggambarkan perasaan yang tidak karuan saat ini. (What The Fuck!!!!) Iya aku bercerita seperti orang gila. Berbicara dengan bulan.

Selain itu. Aku merasa lemah dengan apa yang aku hadapi sekarang. Aku menyukai sesorang. Namanya Gabriella (nama samaran) seorang remaja yg baru saja berakhir hubungannya. Aku mendengar kabar burung yang katanya dia baru saja di sakiti oleh mantan kekasihnya yang like a pimp itu. Seperti pahlawan aku berharap bisa memberi yg terbaik. Tapi entah! Entah kenapa bibirku ini seperti tak bisa berbicara saat dia ada di samping ku. Mungkinkah ada suatu getaran cinta yg benar aku rasakan? Like a bitch play with her vibrator. Its pretty same like that. HAHAHAHAHA!!! Masalah hati memang tidak bisa di ajak kompromi. Karena hati dan "berak" sama-sama tidak bisa di tahan. Dia seperti Treasure yg sudah di temukan oleh pencari harta. Kembali ke topik awal. Aku bisa saja mendekatinya, bisa saja mendekap hatinya. Tapi.... Ah sudahlah. Aku serahkan perasaan ku kepada Tuhan. Tuhanlah yg tahu apa yang aku butuhkan bukan apa yg aku inginkan (tapi kalo bisa dia aja ya Tuhan please. :)). Aku mencintai dia setulus hatiku. Tapi perasaan itu tidak bisa di paksa. Butuh berapa lama kita mencintai seseorang, dan butuh berapa lama kita untuk menunjukannya? Dan pertanyaan yang paling menyentuh adalah butuh berapa lama dia menolak kita?? (goddamnit #ITUJUJUR dan #ITUPAHIT). Alasan yg paling mainstreem adalah "aku lagi ngga pengen pacaran dulu" atau "aku lagi pengen fokus sama sekolah dulu". And the ugly truth is she was still trap with her memories (baca: Terjebak Nostalgia). Iya Raisa memang jago mengasah kata-kata menjadi sebuah prosa dan di jadikan sebuah lirik untuk di nyanyikan. (TAPI #ITUDALEM NJIR). Cinta yang aku rasakan sekarang seperti sebuah perahu yang tidak tahu mau kemana akan berlabuh. Kampret memang ketika kita tahu bahwa radar kita menemukan sebuah orang yang salah. Terjebak nostalgia diatas sebuah perahu kertas, seperti sumpah pocong yg hilangnya/putusnya sebuah layangan dari benang asalnya. Aku lelah mencari kemana arah dari sebuah layangan tersebut. Gabriella adalah sebuah layangan yg entah kemana dia pergi. Tidak jelas memang arahnya. Tapi aku percaya, aku yakin bahwa dia akan menemukan sebuah tempat untuk berlabuh (BACA: NYANGKUT) entah di tiang listrik, atau di pohon rindang. Entah di hatiku atau di seseorang yang lain. Aku berharap kalau-kalau dia hilang arah. Karena pada saat itu aku akan muncul untuk dia (#MODUS) aku akan menjadi seorang superhero untuk menuntunnya pulang. Dan pada saat itu "she want to call me home" (#SOSWEET NJIR). I always remember what Glenn Fredly said "Angel know also who's the winner" (pokoknya kalo lo ngga ngerti artinya "malaikat juga tau" itu artinya). Yeah no time for loser but always much time to JOMBLO (bitch!). Iya hidup ini seperti beberapa ungkapan di atas. Malam minggu seperti sekarang ini bagai dunia underworld yang aku sekarang. Gelap pahit banyak zombie dan warewolf di mana-mana (Baca: pasangan yang lagi pacaran bro!) Anything else? Aku punya banyak sekali cerita malam minggu yang seru tapi mungkin tidak aku ceritakan, mungkin minggu depan  dalam episode "Aku dan Malam Minggu Kelabu" #SALAMSINGLE, #KEEP HIGH, dan #SELAAAAWWWW!